REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Orang-orang suku Badui menculik dua wisatawan AS dan pemandu mereka di Sinai, Mesir, Jumat, kata polisi.
Menurut polisi, penculik menuntut pembebasan seorang anggota suku mereka yang dipenjara untuk ditukar dengan sandera-sandera asing itu.
Orang-orang Badui menangkap pria dan wanita AS itu di wilayah tengah Semenanjung Sinai, dimana para wisatawan itu sedang berkendaraan bersama pemandu wisata Mesir mereka, hampir sebulan setelah suku itu menculik singkat seorang pelancong asal Singapura.
Orang Badui menuntut pembebasan seorang anggota suku mereka yang dipenjara, kata beberapa pejabat, seperti yang biasa mereka lakukan dalam penculikan yang semakin meningkat dalam setahun ini.
Dua wisatawan AS yang diculik dekat daerah wisata Laut Merah, Dahab, pada Mei dibebaskan setelah ditahan kurang dari 24 jam.
Semua sandera sebelumnya yang ditangkap di Sinai juga dibebaskan tanpa cedera.
Orang-orang Badui menyerang sejumlah kantor polisi, memblokade akses-akses jalan dan menyandera orang untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka pada perlakuan buruk terhadap mereka oleh Kairo dan untuk mendorong pembebasan para kerabat mereka yang dipenjarakan.
Suku-suku di wilayah selatan membantah keterkaitan dengan kelompok muslim garis keras yang melawan aparat keamanan untuk memperebutkan kendali atas wilayah utara semenanjung yang terkucil itu.
Dua wanita AS diculik di daerah itu pada Februari, namun pihak berwenang Mesir merundingkan pembebasan mereka beberapa jam kemudian.
Pada 10 Februari, kelompok bersenjata Badui menculik tiga wanita Korea Selatan dan pemandu wisata Mesir mereka di Semenanjung Sinai.
Ketiga wanita itu sedang kembali dari biara bersejarah St Catherine menuju kota kawasan Laut Merah, Sharm el-Sheikh, ketika mereka diculik dan dibawa dengan sebuah mobil pickup.
Penculik menuntut pembebasan orang suku mereka yang ditahan pihak berwenang Mesir, kata beberapa pejabat.
Suku Badui di Sinai Utara juga menyandera singkat 25 orang China yang dipekerjakan oleh sebuah pabrik semen milik militer, untuk menuntut pembebasan kerabat muslim mereka yang ditahan terkait dengan serangan-serangan bom di kawasan pesisir Laut Merah di semenanjung itu antara 2004 dan 2006.
Sinai yang berpenduduk jarang memiliki sejumlah lokasi wisata yang paling menguntungkan, namun juga menjadi tempat tinggal bagi penduduk Badui yang sebagian besar miskin dan tidak puas.