REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Para pejabat Mesir mempersiapkan negosiasi untuk mengupayakan pembebasan dua orang AS yang diculik di kawasan pegunungan Sinai, dengan menyertakan sejumlah pemimpin suku Badui sebagai penengah, kata satu sumber keamanan.
Seorang anggota suku Badui, Germy Abu Masouh, mengatakan, ia menculik dua warga AS -- seorang pastor dan seorang wanita -- serta seorang pemandu wisata Mesir mereka di Sinai tengah, Jumat, untuk memprotes penahanan pamannya atas tuduhan pelanggaran narkoba, kata sumber itu.
Abu Masouh berasal dari keluarga terkenal di lingkungan Tarabin, suku Badui Sinai terbesar di Mesir. "Sebuah delegasi keamanan tingkat tinggi dibentuk bersama sejumlah syeikh suku untuk melakukan negosiasi dengan penculik guna mengakhiri krisis tersebut secara damai," kata sumber keamanan itu.
Sumber tersebut tidak menjelaskan kapan perundingan itu akan dimulai.
Abu Masouh mengaitkan pembebasan para sandera itu dengan pembebasan pamannya, yang ditahan di Iskandariah setelah dinyatakan bersalah memperdagangkan setengah ton obat bius, kata sumber itu.
Pada Mei, dua wisatawan AS yang diculik dekat daerah wisata Laut Merah, Dahab, dibebaskan setelah ditahan kurang dari 24 jam. Semua sandera sebelumnya yang ditangkap di Sinai juga dibebaskan tanpa cedera.
Orang-orang Badui menyerang sejumlah kantor polisi, memblokade akses-akses jalan dan menyandera orang untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka pada perlakuan buruk terhadap mereka oleh Kairo dan untuk mendorong pembebasan para kerabat mereka yang dipenjarakan.
Suku-suku di wilayah selatan membantah keterkaitan dengan kelompok muslim garis keras yang melawan aparat keamanan untuk memperebutkan kendali atas wilayah utara semenanjung yang terkucil itu.