Selasa 17 Jul 2012 05:50 WIB

Warga Jepang Tolak Keras Tenaga Nuklir

Setelah krisis nuklir Fukushima, opini penolakan penggunaan energi nuklir di Jepang kian berkembang
Foto: Reuters
Setelah krisis nuklir Fukushima, opini penolakan penggunaan energi nuklir di Jepang kian berkembang

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 100 ribu warga Jepang turun ke jalan-jalan di pusat kota Tokyo dalam rangka menentang pemanfaatan tenaga nuklir di negara ini dan mendesak pemerintahan Perdana Menteri Yoshihiko Noda, untuk memperhatikan tuntutan mereka.

Para demonstran memadati Yoyogi Park pada hari Senin (16/7), pada hari nasional Jepang dan hari terpanas dalam setahun, dalam gerakan protes anti-nuklir terbesar sejak bencana Fukushima 16 bulan lalu.

Noda berada di bawah tekanan yang meningkat di tengah ketidakpercayaan publik semakin banyak tenaga nuklir setelah tahun lalu bencana Fukushima menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan nuklir.

Bulan lalu, Noda menginstruksikan re-aktivasi reaktor tiga dan empat di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir Oi di Jepang barat setelah mendapat dukungan dari walikota Oi dan gubernur prefektur Fukui.

Jepang menggunakan reaktor nuklir untuk memproduksi 30 persen kebutuhan listriknya sebelum gempa dan tsunami tahun lalu yang merusak reaktor nuklir Fukushima dan mengakibatkan radiasi.

Total 50 reaktor nuklir Jepang ditutup pasca kecelakaan itu. Sebagian besar reaktor dalam kondisi off-line dalam rangka pemeriksaan dan perbaikan. Tidak ada rencana pasti untuk mengaktifkan kembali.

Mayoritas warga Jepang tidak menginginkan re-aktivasi reaktor nuklir dan menentang penggunaan reaktor nuklir sebelum masalah benar-benar tuntas.  

sumber : IRIB/IRNA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement