REPUBLIKA.CO.ID, BERAU-- Spesies penyu sisik di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur terancam punah akibat perburuan. Jumlah penyu sisik yang bertelur di sekitar pantai kawasan tersebut pun terus berkurang.
Setiap tahun, penyu sisik yang kembali bertelur di Pulau Sangalaki, salah satu pulau di Kepulauan Derawan, paling banyak hanya tiga ekor.
"Salah satu penyebab jumlah penyu sisik berkurang karena perburuan. Lihat banyak souvenir dari tempurung kura-kura sisik, itu salah satu yang buat berkurang," ujar Ketua Yayasan Penyu Berau, Vany Ahang ditemui di Pulau Sangalaki, Berau, Kaltim, Senin (16/7).
Kepulauan Derawan menjadi habitat bagi spesies penyu sisik dan penyu hijau. Keberadaan penyu hijau paling banyak ditemukan di kawasan tersebut. Dalam satu malam, sekitar 20 penyu bisa ditemukan bertelur di sekitar garis pantai Pulau Sangalaki.
Pada Juli ini menjadi awal musim penyu hijau bertelur. Musim bertelur penyu hijau akan mencapai puncaknya dari Agustus-September. Saat itu, lebih dari 30 penyu bisa ditemukan bertelur di pantai pada malam hari. Meski bisa bertelur sepanjang tahun, tapi pada enam bulan pertama di awal tahun hanya bisa ditemukan sekitar tiga penyu hijau bertelur.
Ada lima pulau yang dijadikan kawasan konservasi penyu di Kepulauan Derawan yakni Pulau Sangalaki, Pulau Derawan, Pulau Bilang-bilangan, Pulau Mataha, dan Pulau Saemama. Ahang mengatakan masih ada dua pulau lagi yang dijadikan penyu tempat bertelur yaitu Pulau Blambangan dan Sambit.
"Di kedua pulau itu belum ada yang menjaga. Nanti, dua pulau itu akan kami usulkan jadi kawasan konservasi," ujar Ahang.