REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak global bergerak lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), didorong ketegangan politik yang meningkat di Timur Tengah setelah serangan bom terhadap Suriah dan Israel.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, berakhir pada 89,87 dolar AS per barel, naik 65 sen dari harga penutupan Selasa.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik 1,16 dolar AS menjadi ditutup pada 105,16 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Ketegangan terus meningkat di Timur Tengah," kata John Kilduff, seorang analis di Again Capital. "Perkembangan terbaru di Suriah mendorong naik harga minyak."
Minyak mentah berjangka memperoleh dukungan dari kekerasan yang memburuk di Suriah, memicu kekhawatiran atas pasokan dari negara-negara kaya minyak Timur Tengah.
Pemberontak mengklaim serangan bom di Damaskus yang menewaskan tiga dari kepala keamanan Presiden Bashar al-Assad.
Pemboman itu mendorong Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memperingatkan bahwa Suriah telah "lepas kendali."
Pasar juga didukung oleh kekhawatiran atas ledakan bom yang mematikan Rabu yang menargetkan wisatawan Israel di sebuah bandara di Bulgaria, menewaskan tujuh orang.
Para pedagang mengabaikan berita penurunan yang lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, yang menunjukkan permintaan lemah di konsumen minyak utama dunia itu.
Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah Amerika menyusut 800.000 barel dalam pekan yang berakhir 13 Juli.
Sementara para analis telah memperkirakan untuk penurunan lebih besar 1,1 juta barel, menurut hasil survei oleh Dow Jones Newswires.