REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kader Partai Demokrat yang tergabung dalam Aliansi Kepedulian Rakyat untuk Keselamatan Bangsa (AKRAB) mengecam sikap elite partai terkait kasus dugaan suap di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Koordinator AKRAB, Ruwandi S Ab, melalui surat elektronik, Jumat (20/7) menyebutkan bahwa nama anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Siti Hartati Murdaya, yang dikait-kaitkan dengan masalah dugaan suap di Kabupaten Buol hanyalah fitnah.
Ia mengingatkan, kehormatan petinggi partai merupakan bagian tidak terpisahkan dari martabat Partai Demokrat di mata rakyat. "Dia bukan seorang pembohong dan Hartati Murdaya pasti tidak bersalah atas yang dituduhkan. Atas nama prinsip praduga tak bersalah hendaknya tetap menempatkan yang bersangkutan sebagaimana mestinya," kata dia.
Dalam keterangannya, Ruwandi memandang akhir-akhir ini Partai Demokrat sedang menghadapi masalah berat. Menjadi bulan-bulanan isu negatif di media massa setelah beberapa unsur pimpinan partai, seperti Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan belakangan anggota Dewan Pembina Hartati Murdaya, disebut-sebut terkait dengan masalah di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketika partai menjadi sasaran delegitimasi, kata dia, hendaknya para kadernya bersatu dan kompak menghadapinya. Bukannya malah mudah terpancing ke dalam nuansa konflik internal. Karena itu, dia menyesalkan komentar internal partai, yang belum apa-apa sudah buru-buru meminta Hartati Murdaya mundur dari Partai Demokrat. "Kami juga sangat menyesalkan adanya komentar itu."