REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin, mengutuk keras aksi keji yang dialamatkan kepada muslim Rusia. Kata dia, ledakan yang melukai mufti muslim di Tatarstan, dan tewasnya wakil mufti adalah bentuk melawan hukum.
Dia meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan tindakan provokatif, dan menyerukan persatuan. Tim investigasi-pun dikatakannya untuk segera bekerja, dan menemukan tersangka. "Lembaga penegakan hukum akan melakukan apapun untuk mencari (pelaku), dan menghukum tindak kriminal itu," tegas dia, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Mufti senior di kawasan berpenduduk mayoritas Muslim Tatarstan, Rusia, Ildis Faizov, luka parah setelah ledakan bom yang ditanam pada mobil jenis SUV yang dikendarainya. Ledakan di Jalan Raya, Kota Kazan itu, terjadi tak lama setelah berondongan peluru juga menewaskan wakilnya, Valiulla Yakupov, saat hendak keluar dari kediamannya, Kamis (20/7).
Belum diketahui motif serangan yang terjadi sehari menjelang Bulan Suci Ramadhan, yang akan ditunaikan masyarakat terkenal dengan kerukunan beragamanya itu. Namun Komite Investigasi Rusia, telah menetapkan, sedikitnya empat tersangka yang diduga terlibat dalam tindakan teror di kawasan yang diakui sangat toleran itu.
"Tersangka telah ditahan atas masalah serangan terhadap Mufti Tatarstan dan kematian wakilnya," kata Juru Bicara Komite Investigasi, Vladimir Markin kepada Ria Novosti, Jumat (21/7).
Namun dia menjelaskan, penyidikan secara prioritas akan dilakukan terkait kematian wakil mufti Yakupov yang juga merupakan anggota veteran Muftiyat Tatarstan, atau Dewan Spritual dan mantan pemimpin departemen pendidikan keagamaan bagi masyarakat muslim Tatarstan.