REPUBLIKA.CO.ID, Oleh H Moch Hisyam
Sebusuk apa pun maksiat yang telah dilakukan dan sebanyak apa pun dosa yang telah diperbuat, bila manusia kembali kepada jalan Allah maka Allah SWT akan menerima tobatnya. Bahkan, terhadap orang yang kafir sekalipun, bila ia memeluk agama Islam, Allah akan mengampuni segala dosanya.
Pintu tobat senantiasa terbuka. Dan, Allah SWT akan senantiasa menanti kedatangan hamba-Nya yang akan bertobat. Namun demikian, tidak selamanya pintu tobat terbuka. Ada saatnya pintu tersebut tertutup rapat, terutama pada dua keadaan.
Pertama, ketika nyawa manusia sudah berada di tenggorokan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung menerima tobat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan.” (HR Tirmidzi).
Kedua, ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima tobatnya.” (HR Muslim).
Bila pintu tobat telah tertutup maka penyesalan, permohonan ampunan, perbuatan baik, dan keimanan orang kafir tidak akan bermanfaat lagi. Sebab, Allah SWT tidak akan menerimanya. “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu, sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (QS al-An'am [6]: 158).
Hal ini harus menjadi perhatian kita untuk tidak menunda-nunda dalam bertobat. Sebab, bila tidak segera dilakukan maka bukan tidak mungkin hal itu akan menenggelamkan kita pada kemaksiatan yang pada akhirnya diri kita akan menganggap baik setiap sesuatu yang buruk.
Selagi kita hidup di dunia, mari kita gunakan kesempatan ini untuk menyikapi bersiap diri sebelum pintu tobat tertutup.
Pertama, bersegera melakukan tobat. “Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS An-Nisa [4]: 17).
Kedua, bersegera melakukan berbagai macam kebaikan sebelum datangnya masa yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi berbagai fitnah yang menyerupai malam yang gelap gulita.” (HR Muslim dan Tirmidzi).
Ketiga, berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan takwa kita akan diberi kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. (QS al-Anfaal [8]: 29).