Rabu 25 Jul 2012 11:28 WIB

Ini Dia Penyebab Utama Banjir Bandang di Padang

 Seorang warga berpegangan pada sebuah tali melintasi banjir di Kelurahan Limaumanis, Kecamatan Pauh, Padang, Sumbar, Selasa (24/7) malam.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Seorang warga berpegangan pada sebuah tali melintasi banjir di Kelurahan Limaumanis, Kecamatan Pauh, Padang, Sumbar, Selasa (24/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang, Fauzi Bahar menyatakan bencana banjir yang melanda lima kecamatan di Kota Padang, Sumatra Barat pada Selasa 24 Juli 2012 sore, diduga akibat aksi "illegal logging" atau penebangan liar.

"Penyebab bencana ini kuat dugaan akibat adanya aktifitas penebangan liar (illegal logging), terutama di perbukitan sekitar lokasi kejadian banjir," kata Fauzi Bahar di Padang, Rabu.

Menurutnya, saat kejadian banjir bandang tersebut tampak ada beberapa pohon besar, serta bekas pohon ditebang yang dihanyutkan air.

"Inilah akibatnya hutan ditebang secara liar, banjir bandang melanda Kota Padang," katanya.

Diduga perambahan hutan di kota Padang, tambah Fauzi Bahar dilakukan oknum untuk mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.

Karena itu, bila warga ada yang menemukan atau melihat pelaku menebang hutan tanpa izin agar segera melaporkan ke pihak kepolisian.

"Pemerintah Kota (Pemkot) Padang tidak memberikan izin kepada pengusaha yang melakukan penebangan di kawasan hutan lindung." kata Fuazi Bahar.

Dia mengatakan,sangat miris melihat kondisi hutan, di mana lebih kurang 20 persen luas hutan di daerah Kota Padang telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar.

"Dari jumlah total lahan hutan mencapai 12.000 hektare,20 persen luas hutan di daerah itu telah mengalami kerusakan, terutama akibat maraknya pembalakan liar," katanya.

Menurutnya, kondisi hutan yang terparah akibat pembalakan liar berada di enam kecamatan yang ada di Kota Padang.

"Enam kecamatan itu yakni, Pauh, Koto Tangah, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, serta Bungus Teluk Kabung (Bungtekab)," katanya.

Untuk mencegah terjadi pembalakan liar, lanjut Fauzi Bahar Pemkot berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Di samping juga membentuk tim pengawas pembalakan liar untuk mencegah kerusakan hutan di daerah itu.

"Pembentukan tim pengawas pembalakan liar menjadi salah satu langkah tepat yang diambil Pemkot Padang dalam menjaga kelestarian hutan karena hutan merupakan paru-paru dunia," kata Fauzi Bahar.

Bencana banjir bandang menerjang Kota Padang Sumbar terjadi pada Selasa 24 Juli 2012 malam, dipicu terjangan badai, dan hujan deras sejak sore.

Puncaknya, sekitar pukul 18.30 WIB, air mulai meluap di hulu sungai Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Hulu Sungai Batang Kuranji Kecamatan Kuranji.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement