REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Yassin sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Namun, karena alasan kesehatan, ia tidak dapat melanjutkan studinya hingga tamat.
Selanjutnya, ia memperoleh pendidikan di rumah. Seperti halnya pelajaran yang didapatkan melalui lembaga pendidikan resmi, saat bersekolah di rumah, ia juga mendapatkan pengajaran mengenai filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi.
Kendati memiliki keterbatasan secara fisik, Syekh Yassin pernah bekerja sebagai guru bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah di sebuah sekolah dasar di Rimal, Gaza. Kemudian, ia bertugas sebagai khatib dan guru di masjid-masjid di sepanjang Jalur Gaza.
Pada masa penjajahan, ia menjadi khatib paling populer di kalangan masyarakat Kota Gaza karena kekuatan argumentasi dan keberaniannya dalam menegakkan kebenaran.
Gerakan perlawanan
Agresi tentara Israel terhadap tanah Palestina yang tiada berkesudahan hingga saat ini, membuat Syekh Yassin bersama dua orang rekannya Abdul Aziz Al-Rantissi dan Khalid Mishal, terpanggil untuk mendirikan sebuah organisasi perlawanan terhadap penjajah zionis Israel. Pada tahun 1987, tiga serangkai ini menyepakati pendirian Hamas.
Di kalangan para petinggi Hamas, Syekh Yassin merupakan tokoh spiritual gerakan Hamas. Disamping itu, ia juga seorang pemimpin bagi pejuang dan rakyat Palestina melawan penjajah Israel.
Sebagai tokoh spiritual dan pemimpin dalam perjuangan, Syekh Yassin banyak memberikan keteladanan bagi pengikutnya dan rakyat Palestina, juga bagi umat Islam di seluruh dunia.
Dalam suatu khutbahnya, Syekh Yassin pernah berkata, ''Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam. Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemimpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, ataupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilih Allah SWT atau binasa!''
Semangat perlawanan terhadap penjajah Israel yang terus dikobarkan Syekh Yassin kepada para generasi muda Palestina, membuatnya kerap menjadi incaran tentara Israel.
Pada tahun 1983, ia ditangkap rezim imperialis Israel atas tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau dihadapkan ke Mahkamah Militer Israel dan divonis 13 tahun penjara.