Rabu 01 Aug 2012 23:26 WIB

Polisi Kesulitan Redam Konflik di Kwamki Lama

Warga Papua di Kwamki Lama bersiap untuk perang antar kampung
Foto: Antara
Warga Papua di Kwamki Lama bersiap untuk perang antar kampung

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Kapolda Papua Irjen Pol BL Tobing mengakui, pihaknya saat ini mengalami kesulitan untuk menjamin tidak terulangnya kembali konflik di Kwamki Lama, Kabupaten Mimika.

"Polri mengalami kesulitan untuk bisa menjamin tidak terulangnya pertikaian atau konflik yang terjadi di kawasan Kwamki Lama karena apa yang mereka katakan berbeda dengan kenyataan," kata Kapolda Papua usai buka puasa bersama di Mapolda Papua, di Jayapura, Rabu.

Karena itulah, katanya, berapa pun banyak pasukan ditempatkan tidak dapat menjamin tidak terjadinya konflik yang sudah menewaskan warga dari kedua kelompok yang bertikai serta melukai ratusan orang tersebut.

Menurut dia, seharusnya situasi itu disikapi secara serius oleh pemerintah provinsi Papua, karena mereka yang bertikai itu bukan penduduk asli Kwamki Lama, melainkan pengungsi dari Kabupaten Puncak.

"Polisi saat ini hanya menjadi 'pemadam kebakaran'. Saya berharap kasus tersebut segera ditangani oleh semua pihak," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Mimika Abdul Muis sebelumnya mengakui, pihaknya pun kesulitan menghadapi para warga yang merupakan pengungsi dari Kab. Puncak, karena apa yang mereka lakukan sudah meresahkan.

"Kami sangat berharap Pemkab Puncak segera memulangkan warganya yang mengungsi di Kwamki Lama, sehingga tidak meresahkan warga lainnya," kata Muis, seraya membenarkan bahwa konflik atau perang antara kampung yang terus berlangsung itu dilakukan para pengungsi dari Kab. Puncak.

Pemda Mimika sendiri sudah berupaya mendamaikan kedua kelompok yakni Kampung Harapan (atas) dan Kampung Amole (bawah) dengan melakukan prosesi adat, yakni patah panah yang disertai bakar batu.

Bahkan, kata Muis, pihaknya sudah melakukan prosesi itu dua kali, namun konflik masih terulang kembali hingga kini.

Kasus pertikaian yang terjadi sejak 23 Mei lalu itu berawal dari kecelakaan lalu lintas yang menewaskan warga Kampung Harapan, hingga mereka menuntut dan bahkan mengajak perang Kampung Amole.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement