REPUBLIKA.CO.ID, ARBIL, IRAK - Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu tiba di Kurdistan Irak, Rabu, untuk berunding dengan pemimpin wilayah otonomi tersebut, Massud Barzani, demikian dilaporkan wartawan AFP. Sejumlah pejabat Kurdi mengatakan, perundingan itu dipusatkan pada "situasi Kurdi di Suriah".
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Suriah membiarkan gerilyawan Kurdi bergerak bebas di wilayah utara yang dilanda konflik dan memperingatkan bahwa Ankara tidak akan ragu-ragu untuk melancarkan serangan.
Davutoglu mengatakan kepada saluran televisi Turki Kanal 7, Ahad, "Kami tidak akan membiarkan pembentukan formasi teroris di dekat perbatasan kami."
"Kami memiliki hak... Tak peduli apakah itu Alqaidah atau PKK, kami akan menganggapnya sebagai masalah keamanan nasional dan mengambil segala langkah," katanya.
Surat-surat kabar Turki menerbitkan gambar bendera Kurdi yang dikibarkan di bangunan-bangunan di Suriah utara dan melaporkan bahwa bagian-bagian dari wilayah itu telah jatuh ke tangan sekutu PKK di Suriah, Partai Persatuan Demokratis (PYD).
Partai Buruh Kurdistan (PKK) mengangkat senjata di wilayah Turki tenggara yang berpenduduk mayoritas Kurdi pada 1984, menyulut konflik yang menewaskan sekitar 45.000 orang. PKK menuntut otonomi luas atau kemerdekaan bagi penduduk Kurdi di wilayah itu.
Perundingan antara Turki dan PKK untuk mengakhiri kekerasan menemui jalan buntu dan tahun lalu pertempuran berkobar lagi. Puluhan militan, prajurit dan warga sipil tewas. Ratusan orang juga ditangkap atas tuduhan diam-diam mendukung PKK.