Kamis 02 Aug 2012 23:45 WIB

PBB: Oposisi Suriah Miliki Tank di Allepo

Asap mengepul di antara gedung di Distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, setelah tentara pemerintah terlibat adu tembak dengan gerilyawan.
Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Asap mengepul di antara gedung di Distrik Salah Edinne, Aleppo, Suriah, setelah tentara pemerintah terlibat adu tembak dengan gerilyawan.

REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Para pejuang oposisi Suriah di kota Aleppo yang terkepung ternyata memiliki "tank-tank" dan "persenjataan berat," kata Juru Bicara PBB, Rabu waktu setempat. Oleh karena itu menurut Juru Bicara PBB Martin Nesirky, dunia internasional juga harus memberikan tekanan yang sama kepada oposisi Suriah sebagaimana yang diberikan pada Presiden Bashar al Assad untuk menghentikan pertempuran.

Para pemantau PBB "telah mengonfirmasikan informasi bahwa pihak oposisi memiliki persenjataan berat termasuk tank-tank di Aleppo", kata Nesirky kepada wartawan di markas PBB. Ia mengatakan persenjataan mereka terutama berasal dari bekas milik Angkatan Bersenjata Suriah.

Para pemantau tak bersenjata dari Misi Pemantauan PBB di Suriah (UNSMIS) berkunjung ke kota di bagian utara itu pada Selasa. Aleppo telah dikepung tentara Assad selama lebih dari satu pekan.

UNSMIS juga telah melaporkan melihat jet tempur menyerang kota itu. "PBB telah mengingatkan kedua belah pihak atas kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional untuk melindungi rakyat sipil," kata Nesirky. Lebih dari 200 ribu rakyat Suriah telah meninggalkan Aleppo, menurut PBB. Namun menurut Nesirky banyak dari penduduk Aleppo yang masih terjebak dan berlindung di gedung-gedung sekolah dan bangunan publik lainnya.

Nesirky menekankan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menginginkan tekanan internasional tunggal yang diberikan kepada kedua belah pihak yang terlibat perang saudara itu. Tidak hanya pada tentara pemerintah Suriah namun juga kepada tentara oposisi.

Para aktivis Suriah mengatakan lebih dari 20 ribu orang tewas sejak awal gerakan perlawanan terhadap rezim Presiden bashar al Assad pada bulan Maret 2011.

sumber : AFP, Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement