Selasa 07 Aug 2012 08:46 WIB

Astaghfirullah, 100 Rumah Rohingya Dibakar

Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan dari Myanmar menyebut sedikitnya 100 rumah milik suku minoritas Rohingya dibakar dalam aksi kekerasan terbaru antara pemeluk Buddha dan warga minoritas Muslim, Senin (6/8).

 

Sedangkan laporan lain menyebut sejumlah warga Muslim Rohingya tewas setelah terjadi di sebelah barat negara bagian Rakhine.

Serangan berdarah itu terjadi setelah pemerintah Myanmar menyatakan kawasan itu sudah relatif terkendali selama beberapa pekan terakhir.

Sementara itu, Prancis mendesak Pemerintah Myanmar untuk melindungi semua kelompok etnis di negeri itu tanpa diskriminasi. "Prancis menyatakan pentingnya sebuah resolusi untuk membentuk konsesi damai dan mencapai rekonsiliasi nasional di Myanmar," kata Wakil Menteri Luar Negeri Perancis, Vincent Floreani.

Selain itu, Kemenlu Prancis mendesak agar status pengungsi di negara bagian Rakhine segera diperjelas."Status mereka harus diperjelas berdasarkan hak memperoleh kewarganegaraan dan hak untuk menikmati status itu dan menghormat serta menghormati hak asasi manusia.

"Ada kekhawatiran timbul kekerasan yang dilakukan militer terhadap warga sipil. Kami serukan kepada pemimpin Myanmar untuk melindungi rakyatnya tanpa diskriminasi dan melakukan investigasi," kata Floreani.

Pertumpahan darah antarwarga Negara Bagian Rakhine itu sejauh ini telah memakan 80 orang korban tewas.

Aksi kekerasan ini seakan menjadi awan hitam di atas reformasi yang dilakukan Presiden Thein Shein, termasuk ratusan tahanan politik dan terpilihnya Aung San Suu Kyi ke parlemen.

Organisasi Human Right Watch menuduh militer Myanmar terlebih dulu melepas tembakan ke arah orang-orang Rohingya. Tentara juga diduga melakukan perkosaan terhadap para perempuan Rohingya.

sumber : IRIB/IRNA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement