REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA---Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok, Sumatera Barat Syafri mengimbau masyarakat di daerah itu agar menghadapi Idul Fitri 1433 hijriah secara sederhana.
Kebiasaan masyarakat menghadapi lebaran secara berlebihan seperti keharusan mengadakan pakaian baru, rehab rumah bahkan mobilitas yang serba baru dengan menggadaikan harta untuk mendapatkan uang persiapan lebaran bukanlah kebiasaan baik, karena itu harus diubah, katanya di Arosuka, Selasa.
Menurut Syafri, menghadapi lebaran dengan berfoya-foya akan menjadi mubazir. Apalagi jika usai lebaran beban utang menumpuk. Sementara jika dirayakan secara sederhana justru akan menjadi lebih baik.
"Hadapilah lebaran dengan kesederhanaan, daripada saling berlomba-lomba, karena tidak akan ada artinya di sisi Allah," ujarnya.
Dia mengharapkan, agar kebiasaan tersebut diluruskan, sebab tidak ada kewajiban atau paksaan dalam ajaran Islam untuk membeli baju baru dan sebagainya dalam menghadapi lebaran.
"Jika kita mampu tidak jadi masalah, dan bagi yang tidak mampu hendaknya jangan sampai menggadaikan hartanya untuk mengikuti trendi," ujarnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya hikmah Idul Fitri tersebut adalah kembali kepada kesucian, artinya yang harus dibersihkan itu adalah diri kita dari berbagai bentuk dosa.
"Lebih baik kita memperbanyak amal ibadah kepada Allah, intinya jangan sampai menghadapi lebaran ini memberatkan bagi kita sendiri," katanya.
Politisi Golkar ini juga mengimbau kepada warga yang memiliki harta yang berlebih agar membantu saudaranya yang kurang mampu.
"Karena dengan sikap baik itu akan bisa mempererat tali persaudaraan, dan mengurangi beban saudara kita," katanya