REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Tahapan bina iman dan Tazkiyatun Nafs ini adalah proses panjang yang telah dilakukan MUI Jawa Timur yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Sosial Jawa Timur dan kota Surabaya.
Sebelumnya, jelas Yunus, setiap tahun ada ratusan wanita pekerja seks ini sudah dilakukan pembinaan kemandirian lewat bantuan dana kemandirian dan pelatihan keterampilan.
"Setelah memiliki keterampilan dan bantuan modal sebesar Rp 3 juta untuk usaha, kita berikan bina iman dan Tazkiyatun Nafs ini untuk memantapkan mereka tidak kembali lagi di lokalisasi," paparnya.
Dari pembinaan iman dan Tazkiyatun Nafs yang rutin dilakukan MUI Jatim yang berkerjasama dengan pondok pesantren ini, setidaknya saat ini tidak lebih dari 200 wanita pekerja seks yang tersisa di lokalisasi Dupak Bangunsari ini.
"Alhamdulillah, setiap tahun semakin berkurang, karena mereka mulai mantap meninggalkan pekerjaan lama dan memulai dengan berwirausaha dengan keterampilan dan modal yang dimiliki," ungkap Yunus.
Tidak hanya itu, MUI Jawa Timur pun hampir setiap tahun, memulangkan puluhan wanita pekerja seks ini ke kampung halamannya dalam program mudik lebaran, dengan harapan ia tidak kembali lagi ke Surabaya dan menggeluti pekerjaan lamanya.
"Mudik tahun ini kita memulangkan 30 wanita yang sudah mantap tidak akan menjadi pekerja seks kembali," kata Sekretaris MUI Jatim ini.