REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan Partai Demokrat gagal melakukan pembersihan terhadap kader-kadernya yang melakukan korupsi. Hal ini dikatakan Yunarto di Jakarta, Kamis (9/8), menanggapi penetapan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hartati Murdaya, sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Yunarto, PD sendiri telah menyatakan akan bersih-bersih sejak setahun lalu, saat kasus Nazarrudin mencuat. Bahkan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang membuat pernyataan untuk membersihkan partainya. Namun isu pembersihan kader-kader yang terlibat korupsi di tubuh Partai Demokrat, sejak dari mencuatnya kasus Nazaruddin hingga saat ini tidak pernah diselesaikan dengan baik.
"PD gagal (memberantas korupsi) dan ini menunjukkan pembiaran, bersih-bersih yang setengah hati, karena sejak Mei 2011 isunya sama korupsi politik tak berkesudahan hingga kini, " katanya.
Ia menambahkan, SBY tidak lagi bisa berkelit dengan mengatakan bahwa partai politik lain memiliki korupsi yang lebih besar. Menurut dia kini masyarakat semakin apatis dalam pemberantasan korupsi yang melibatkan partai politik penguasa. "Kasus ini semakin mengonfirmasi persepsi masyarakat terhadap korupsi politik oleh partai penguasa, bahwa semakin berkuasa suatu partai semakin korup dia," katanya.
Apalagi menurut dia, Hartati Murdaya bukan politisi, tetapi pengusaha yang selama ini telah menjadi salah satu yang membantu pendanaan dalam kampanye Partai Demokrat. Untuk itu, menurut dia, satu-satunya cara diperlukan perombakan total dan pembenahan kader-kader secara menyeluruh.