REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aturan harus mengenakan kain sarung bagi pengunjung Candi Prambanan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, disambut antusias wisatawan yang berkunjung ke objek wisata peninggalan sejarah purbakala tersebut.
"Saya tidak keberatan dengan kewajiban memakai sarung ini. Ini sesuatu yang positif apalagi kain sarung bermotof batik yang cantik," kata Tina, wisatawan di Candi Prambanan asal Jambi, Senin.
Menurut dia, dirinya bersama dengan enam temannya asal Jambi tidak merasa sulit saat harus mengenakan kain sarung tersebut. "Ini kain sarung kan sudah disiapkan dari pihak pengelola, jadi tidak ada masalah dan tidak terlalu ribet," katanya.
Wakil Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Prambanan Retno Jati, mengatakan pemakaian kain sarung bagi wisatawan ini sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan untuk Candi Prambanan. "Selain itu juga untuk memperkenalkan batik dan budaya asli Indonesia," katanya.
Menurut dia, pengelola Candi Prambanan telah menyiapkan lebih dari 5.000 kain sarung batik yang dipinjamkan secara cuma-cuma untuk pengunjung. "Kain batik yang dipilih untuk sarung ini bermotif 'Pintu Retno' yang telah berusia 100 tahun," katanya.
Retno mengatakan, program ini berlaku untuk seluruh pengunjung, termasuk wisatawan asing.
"Sedangkan untuk anak-anak yang belum akil balik tidak diwajibkan untuk mengenakan sarung saat memasuki area Candi Prambanan. Namun tidak sedikit pula anak-anak yang justru merengek minta pakai sarung," katanya.