REPUBLIKA.CO.ID, AMBON - Total kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda kota Ambon Mei hingga Agustus diperkirakan Rp 224,2 miliar.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, di Ambon, Rabu (22/8) mengatakan bahwa telah mengusulkan kerugian yang dialami itu kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna memperoleh bantuan dana penanganan.
Kerugian yang dialami itu diklasifikasikan berdasarkan sejumlah kategori, di antaranya kerusakan pemukiman warga sebesar Rp 34,12 miliar dan prasarana lingkungan Rp 28,2 miliar.
Termasuk pula kerugian dari infrastuktur transportasi berupa jalan dan jembatan Rp 95,4 milyar, air dan sanitasi Rp 7 miliar, sarana kesehatan dan keagamaan masing-masing Rp 350 juta serta sarana pendidikan Rp 7,48 milyar.
"Banjir dan tanah longsor 1 Agustus 2012 mengakibatkan 1.328 unit rumah mengalami kerusakan, di mana 209 unit rusak berat, 664 rusak sedang, 455 unit rusak ringan serta 201 unit lainnya di lima kecamatan terancam rusak," katanya.
Sedangkan fasilitas umum lainnya diantaranya talud penahan tanah mengalami kerusakan pada 82 titik, talud penahan sungai 16 titik, bahu jalan sembilan titik serta tiga unit jembatan," ujar Wali Kota Louhenapessy.
Dia mengakui, tim BNPB telah berkunjung ke Ambon dipimpin Deputi Tanggap Darurat BNPB, Dody Ruswandy, guna melakukan verifikasi berbagai kerusakan yang terjadi.
Data tersebut akan digunakan untuk menentukan besarnya alokasi dana bantuan yang akan dikucurkan untuk penanganan pasca bencana, termasuk strategi penanganan tanggap darurat.
"Eksekusi tanggap darurat bisa berupa bantuan kebutuhan hidup bagi warga yang terkena bencana, maupun penanganan talud penahan sungai dan tanah yang rusak. Tindakan ini penting dan menjadi prioritas guna mencegah banjir susulan dan tanah longsor saat hujan," tandasnya.