REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ketua Pengprov PSSI DKI Jakarta Hardi Hasan menilai, kondisi PSSI akan berangsur normal dan kondusif jika kongres sudah digelar pada September mendatang.
"Pastinya setelah Kongres PSSI Pusat pada bulan September kami ingin semua dalam keadaan normal dan PSSI sudah beres permasalahan dualismenya. Saya yakin setelah semua permasalahan beres maka semua akan kondusif," ujar Hardi Hasan kepada wartawan, Jumat (24/8).
Pernyataannya itu mengindikasikan bahwa jika ada pihak yang tak menginginkan terlaksananya kongres, maka mereka adalah pihak-pihak yang selama ini hanya ingin mengejar dan mempertahankan jabatannya di PSSI tetapi tidak memiliki kemampuan dalam mengelola sepak bola di Indonesia.
Ketidak-mampuan mengelola organisasi sebesar PSSI itu diklaim Hardi sudah terbukti selama PSSI dipimpin Djohar Arifin yang telah demikian banyak melakukan pelanggaran konstitusi dan tidak mengindahkan tatanan organisasi.
Di antara pelanggaran organisasi, adalah melakukan pembekuan terhadap Pengprov secara sepihak dan mengangkat caretaker yang tidak mendapat legitimasi dari anggota yang berdaulat.
Seperti diketahui, Pengprov PSSI DKI dibekukan oleh Djohar Arifin karena Hardi mendukung La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa, Ancol, beberapa waktu lalu. Djohar kemudian membentuk caretaker PSSI DKI yang dipimpin Rifaid Ismail.
Namun, Rifaid Ismail yang diminta Djohar melaksanakan Musdalub malahan melanjutkan kepemimpinannya sampai Kongres PSSI Pusat digelar pada September mendatang.
"Itu karena Rifaid Ismail tidak mendapatkan dukungan pemilik suara di DKI Jakarta. Bagaimana mau melakukan Musdalub. Ini hanya akal-akalan kubu Djohar saja," ujar Hardi yang tak akan mencalonkan lagi menjadi ketua umum.