REPUBLIKA.CO.ID,MUNTOK--Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, berupaya mengembalikan kejayaan lada putih Muntok atau yang lebih dikenal dengan "Muntok white pepper".
"Kami sedang melaksanakan program percontohan pengembangan lada putih di Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip yang diproyeksikan dapat menjadi contoh bagi daerah lain," ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat, Edi Usman di Muntok, Rabu.
Ia menjelaskan, proyek percontohan seluas tiga hektare tersebut merupakan bentuk kerja sama pemkab, pemprov dan pusat.
"Di Desa Kundi dikembangkan percontohan mulai dari pola penanaman, perawatan, pemanenan dan pengerjaan produksi pascapanen untuk dijadikan bahan setengah jadi, namun untuk pemasaran kami serahkan sepenuhnya kepada dinas terkait yaitu Disperindag dan UKM," ujarnya.
Di desa tersebut, juga sedang diupayakan untuk mendapatkan bantuan berupa mesin pengukur besar kecilnya lada dan mesin penepung lada untuk memberikan nilai tambah kepada petani.
"Kelompok tani akan mendapat masing-masing satu unit mesin tersebut yang nantinya dikelola oleh kelompok tani bersangkutan," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya secara berkelanjutan mendampingi petani di daerah itu untuk mengembangkan lada putih yang selama ini sudah terkenal di seluruh penjuru dunia dengan berbagai pola yang direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas komoditas unggulan tersebut.
Diakuinya, saat ini produktivitas lada putih muntok masih rendah seiring ditinggalkannya tradisi menanam lada oleh petani di daerah itu karena dinilai kurang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, masih kalah dengan penambangan bijih timah dan perkebunan kelapa sawit.
"Selain itu, serangan hama, penyakit lada dan animo para petani menggunakan bibit unggul masih rendah karena harganya mahal juga mempengaruhi rendahnya produktivitas lada di daerah itu," kata dia.
Ia mengatakan, produktivitas lada di daerah itu rata-rata 702 kilogram per hektare, padahal pada 2008 mencapai 2,5 ton per hektare di tingkat lapangan, angka tersebut jauh di bawah angka hasil penelitian kala itu yang mencapai 4 ton per hektare.
"Selain mengembangkan desa percontohan lada, kami juga sedang mengembangkan kebun lada seluas 125 hektare, terus memberikan sosialisasi agar dapat meningkatkan produksi lada di daerah itu," kata dia.
Berbagai upaya tersebut, kata dia, diharapkan mampu mengembalikan kejayaan lada Muntok atau yang sudah dikenal dengan sebutan "Muntok white pepper", sekaligus percepatan perekonomian dan pembangunan daerah.