REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Soal Palestina, politisi kontroversial asal Belanda, Geert Wilders, lebih memihak Israel dan Yahudi. Tapi urusan penyembelihan hewan, Wilders punya pandangan berbeda. Ia mendukung penolakan Kosher, sebutan penyembelihan hewan sesuai tradisi Yahudi di Belanda.
Rabi Yona Metzger mengaku terkejut dan marah ketika mendengar Wilder menjadi pihak yang mendukung larangan total penyembelihan hewan secara Islam dan Yahudi. "Ini adalah bentuk kampanye anti-Semit paling keras sepanjang sejarah," kata dia dalam suratnya kepada Wilders seperti dikutip reuters.com, Jumat (31/8).
Sebelumnya, Rancangan Undang-undang (RUU) larangan penyembelihan hewan secara Islam dan Yahudi diajukan Partai For Animal (PvdD) ke parlemen. Di tingkat majelis rendah, RUU tersebut lolos. Namun, gagal ketika memasuki senat. Namun, ada kemungkinan tercipta kompromi sehingga RUU itu dapat disahkan.
Sebelum kontroversi ini, Wilders dikenal sangat dekat dengan warga Yahudi Belanda. Ia bahkan mengusulkan peringatan korban konsentrasi Auschwitz sebagai hari libur Belanda. "Ketika anda melarang Yahudi untuk menjalani kehidupan sesuai petunjuk Taurat maka anda memaksa kami meninggalkan Belanda, negara yang menjamin kebebasan beragama selama berabad-abad," kata dia.
Ada dugaan pernyataan Wilders itu merupakan bentuk pencitraan sayap kanan sebelum pemilu negara itu yang digelar 12 September mendatang. Populasi Yahudi sendiri hanya 50 ribu jiwa sehingga Wilders berani untuk mengkritik komunitas itu demi mendapat simpati komunitas yang lebih besar di Belanda, yakni warga Kristen.