REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Rencana pembuatan tanggul laut raksasa di kawasan Ancol, Jakarta Utara, terus dikebut Pemprov DKI. Saat ini Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Kota Rotterdam (Belanda) akan membuat Masterplan tanggul tersebut. Bahkan kini juga tengah dilakukan tender konsultan pembuatan masterplannya di Belanda. Ditargetkan pada pertengahan November nanti sudah ada pemenang lelang konsultan. Sehingga di akhir November pengerjaan masterplan sudah bisa dilaksanakan di Indonesia.
Namun sambil menunggu proses lelang dan pembuatan tanggul raksasa selesai, Pemprov DKI bekerja sama dengan pemerintah pusat, juga melakukan penguatan tanggul di sepanjang pantai utara di kawasan Ancol. Tujuannya, agar tanggul ini tidak jebol selama terjadi rob atau air pasang laut. Sebab dikhawatirkan jika jebol akan timbul bencana banjir di wilayah Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Pusat.
Asisten Deputi Menteri Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air Kementerian Koordinator Perekonomian, Purba Robert M Sianipar mengatakan, pembangunan tanggul raksasa merupakan kebutuhan mutlak bagi kota Jakarta. Sebab penurunan permukaan tanah di DKI saat ini sudah cukup kritis, yakni antara 10-20 sentimeter setiap tahunnya. Bahkan di sebagian wilayah utara Jakarta, penurunan permukaan tanah mencapai 4,1 meter per tahun. Selain itu, hampir 40 persen daratan di DKI Jakarta juga sudah berada di bawah permukaan air laut. Karenanya, tanggul raksasa ini sangat dibutuhkan.
"Pemerintah kota Belanda telah menyelesaikan pembuatan konsep strategis perencanaan tanggul laut raksasa. Kemudian akan dilanjutkan dengan proses tender konsultan untuk pembuatan pekerjaan masterplan. Mengingat dananya hibah dari Belanda, maka lelangnya pun dilakukan di Belanda. Namun konsultan yang terpilih nanti harus ada orang Indonesia di dalamnya. Jika sudah ada pemenang lelangnya, pembuatan masterplan dilakukan di Jakarta,” ujar Robert.
Ia berharap, akhir November ini pengerjaan masterplan tanggul raksasa sudah bisa dilaksanakan. Pengerjaan masterplan diberikan waktu selama dua tahun, sehingga pada tahun 2014 pembuatan masterplan sudah rampung. Tahapan berikutnya adalah program investasi. Namun tahapan ini harus dibahas lebih dalam lagi antara Pemprov DKI dengan pemerintah pusat. Sebab masih ada tiga tahap yang harus dilakukan, namun Pemprov DKI berkeinginan hanya dua tahap agar proyek pembangunan tanggul laut raksasa ini segera berjalan dan cepat selesai.
Terkait hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, DKI memiliki beberapa tantangan besar demi mengamankan wilayah dari bencana. Salah satunya dengan menggarap proyek pengembangan Teluk Jakarta. Gagasan inti di Teluk Jakarta adalah membangun tanggul laut raksasa dengan dana sekitar 5 miliar dolar Amerika, yang akan menjadi multi fungsi.
“Tanggul raksasa ini memiliki fungsi serbaguna bagi publik dan memiliki nilai ekonomi. Sebab lahan di dalam tanggul ini akan dimanfaatkan sebagai daerah bendungan air tawar. Nantinya air tawar ini diproses menjadi air bersih yang dipasok guna memenuhi kebutuhan warga ibu kota,” kata gubernur.
Tak hanya itu, kawasan tanggul raksasa juga bisa menjadi sebuah zona ekonomi baru yang akan menaungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bahkan di area tanggul itu akan dibangun jalur MRT, jalan tol, dan kawasan pusat bisnis baru.