REPUBLIKA.CO.ID, Dari segi penerbitnya, majalah Islam anak-anak memiliki ragam motif dan fungsi. Misalnya, majalah anak-anak Al-Thali’i yang diterbitkan oleh Parta Ba’ats di Suriah.
Kehadiran media itu menjadi sarana pendidikan sekaligus dogma resmi. Di Mesir, ada Zamzam yang diterbitkan oleh Dewan Tinggu Urusan Islam di Kairo. Ada juga majalah terbitan independen, seperti “Qaus Qauzah” di Tunisia.
Salah satu majalah yang dinilai berhasil dari berbagai aspek; tahun terbit, distribusi, kualitas cetak, daya tarik tokoh dan sebagainya, ialah majalah Majid.
Media mingguan yang terbit di Uni Emirat Arab ini unggul bukan hanya dari kriteria di atas, tetapi dewan redaksinya setingkat internasional. Distribusinya pun mencapai London, Paris, dan New York.
Gerakan penulisan kisah-kisah dari turats dengan kemasan masa kini juga tampak menggeliat. Ini mencakup semua disiplin ilmu, meliputi teologi, filsafat, geografi, sejarah, sastra, dan leksikografi.
Misalnya “Hayy Ibn Yaqdzan”, karya Ibn Thufail, di abad ke-12 menjadi subjek buku anak berukuran besar yang disusun oleh penyair Mesir, Shalah Abd as-Shabur dan dikemas dalam komik serial.
Seri abjad Alquran juga banyak diterbitkan. Di Maroko, ada buklet-buklet menarik seputar abjad Alquran. Ini disusun sesuai dengan konsep Alquran dan dilampiri ayat-ayat Alquran serta kisah mendidik lainnya.
Selain itu, media massa memengaruhi buku dan kartun anak sehingga literatur anak menjadi bagian dari budaya global. Barangkali peran hero media elektronik ––lebih kuat daripada peran hero media cetak–– akan berpengaruh dalam menentukan literatur anak seluruh dunia.