Selasa 04 Sep 2012 13:22 WIB

Kajian Sufisme: Teori-Teori Sufisme (1)

Ilustrasi
Foto: trekearth.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Anggaplah bahwa ada seorang murid (imajiner) yang belum lama mendengar Sufisme dan tidak memiliki latar belakang gagasan tentang Sufi. Maka ia memiliki tiga kemungkinan pilihan dalam memperoleh sumber materi tentang Sufisme.

Pertama, mungkin menjadikan buku sebagai referensi dan karya yang ditulis oleh orang yang telah menjadikan subyek tersebut sebagai bidang spesialisasi mereka.

Kedua, mungkin melalui organisasi yang mengaku mengajar atau menjalankan Sufisme, atau menggunakan terminologi Sufisme.

Ketiga, bisa jadi dari individu-individu atau kelompok orang, tidak selalu di negara-negara Timur Tengah, yang dianggap sebagai seorang atau kaum Sufi. Ia mungkin belum terbujuk untuk memercayai bahwa Sufisme merupakan label 'Mistikisme para pengikut Muhammad', atau 'cara pemujaan kaum darwis'.

Apa yang dapat dipelajari orang ini, dan apa permasalahan-permasalahannya? Satu di antara hal-hal penting yang dapat ia temukan adalah, bahwa kata 'Sufisme' merupakan sesuatu yang sangat baru, ditemukan oleh seorang Jerman tahun 1821.

Tidak dikenalnya kata Sufi dalam bahasa-bahasa Barat, akan menjadikan sangat mungkin mengenalnya segera setelah melihat. Sebagai pengganti Sufisme, murid kita mungkin harus berhubungan dengan istilah-istilah seperti 'Qadiriyah', nama sebuah tarekat yang disesuaikan dengan nama pendirinya (wafat 1166).

Atau mungkin ia akan menemukan referensi-referensi 'Orang-orang Suci', 'Para Guru', atau barangkali 'Orang yang Dekat (dengan Allah)'. Kemungkinan lain adalah istilah Arab Mutashawwif: 'Ia yang berusaha keras menjadi Sufi'.

Di sana terdapat organisasi-organisasi yang disebut 'Para Pembangun', 'Orang-orang Tercela', yang dalam konstitusi dan kadang bahkan simbolisme minornya sangat mirip dengan cara-cara pemujaan dan lembaga-lembaga di Barat, seperti Freemasonry.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement