Kamis 18 Oct 2012 09:46 WIB

Kesulitan-Kesulitan dalam Pemahaman Sufisme (1)

Ilustrasi
Foto: efenditravel.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam abad di mana institusionalisasi bergerak maju secara lambat ini, setidaknya sama sulitnya dengan membuat masalah ini secara efektif.

Bagaimana pun seribu tahun lalu, pengembara darwis Niffari di Mesir, dalam pengaruh-tetap klasiknya, Muwaqif ('orang-orang yang berhenti'), dengan penuh semangat menekankan bahaya dari kesalahan wahana untuk mencapai sasaran.

Dekat dengan masalah ini adalah satu diantara kepemimpinan atau jabatan guru. Guru Sufi adalah seorang konduktor, pemimpin dan instruktur (pelatih)—bukan dewa. Pemujaan pribadi dilarang dalam Sufisme.

Oleh karena itu Rumi berkata, "Janganlah melihat bentuk luarku, tetapi ambil apa yang ada dalam tanganku."

Dan Jurjani berujar, "Kerendahan hatiku yang engkau sebut adalah tidak ada, karena engkau telah terpengaruh olehnya. Hal itu ada karena alasannya sendiri."

Bagaimana pun kepribadian yang menarik bagi orang biasa bahwa para pengganti guru-guru Sufi telah cenderung menghasilkan, lebih baik daripada penerapan kehidupan atas prinsip-prinsip berpikir, sistem-sistem hagiografi, ganjil dan kurang sempurna. Tema mengenai sifat kesementaraan dari 'kepompong' ulat gemar dilupakan. Karena itu tetap dibutuhkan suatu teladan baru.

Problem selanjutnya bagi murid yang tidak sadar akan situasi di atas merupakan eksistensi dari apa yang telah disebut 'biografi ilustratif'. Muatan materi ini dirancang untuk belajar, pada akibat-akibat tertentu, di dalam perjalanan di mana banyak dongeng atau cerita isapan jempol dapat berisi fakta-fakta yang didramatisasi.

Dengan perjalanan waktu, mereka hidup lebih lama daripada manfaat mereka, dan kemudian diambil sebagai kebohongan atas catatan-catatan kebenaran harfiah. Di mana ahli sejarah yang akan dengan rela melepas atau menyerahkan sumber materi seperti itu?

Hal itu sebagai contoh, karena di dalam sebuah biografi Maulana Jalaluddin Ar-Rumi ia menyatakan telah melewatkan atau menghabiskan masa-masa yang panjang dalam bak mandi Turkinya, para pencari yang memiliki kesadaran lebih tinggi dan akan dicerahkan telah benar-benar tahu berkah dari laporan tersebut dengan arti seperti membangun dan sering-sering mengunjungi steambath milik mereka. Mereka, sebaliknya, mempunyai milik para penirunya sendiri.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement