Rabu 03 Oct 2012 13:52 WIB

Bentuk-Bentuk Kegiatan Sufi (6)

Ilustrasi
Foto: trekearth.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Problem bagi murid di sini mungkin bukan apakah bentuk 'irasional' dari kegiatan ini atau makanan-minuman dari suatu tradisi berlangsung atau tidak; melainkan kesulitan yang agak bersifat psikologis tentang penerimaan orang-orang serupa.

Tetapi kita bahkan tidak memulai untuk menghitung atau menyebut satu demi satu di ladang-ladang yang mana kaum Sufi dan entitas-entitas yang terkenal, telah ditemukan oleh mereka (mereka ini belakangan menjadi suatu minoritas dari jumlah yang sebenarnya, karena Sufisme adalah tindakan, bukan institusi), telah mengamalkan bentuk-bentuk tindakan sosial, filosofis, dan lain-lain, seribu tahun lalu.

Karakter-karakter yang tampaknya bermacam-macam sebagaimana keterusterangan Ar-Rumi, kesucian Chisyti, si 'mabuk Tuhan' Al-Hallaj,101 ahli kenegaraan dari para Mujaddid, telah bekerja untuk abad-abad selanjutnya, reunifikasi yang aktual dari komunitas-komunitas yang tampaknya terbagi secara tetap.

Karena usaha-usaha mereka ini, dan dinilai dengan standar-standar yang tidak cukup, dan sering tidak akurat dari para komentator mereka, orang-orang ini telah dituduh menjadi orang-orang Kristen (secara) rahasia, Yahudi, Hindu, Kafir, dan penyembah matahari.

Ketika para pendukung Bektasli menggunakan nomor (angka) duabelas, dan diberi—seperti Al-Arabi dan Ar-Rumi—mitos-mitos orang Kristen, suatu tempat yang tinggi dalam ajaran-ajaran mereka.

Hal itu telah (dan tetap) dianggap bahwa mereka memupuk modal atau memberi modal pada daerah yang terdapat banyak orang Kristen tanpa suatu kepemimpinan efektif.

Validitas tindakan ini menunggu pembuktian dari jawaban Sufi bahwa orang-orang Kristen, seperti juga lainnya, bahwa rumusan-rumusan mengandung suatu ukuran berharga mengenai pemikiran (yang dalam) 'dalam keadaan yang cocok atau pantas' dapat diterapkan kepada manusia.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement