Kamis 06 Sep 2012 16:31 WIB

Bibit Waluyo Ogah Maju Pilgub Lewat PDIP

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo hingga kini belum menentukan sikap terkait pencalonannya menjadi gubernur kembali pada Pemilukada Jateng 2013 mendatang. Bibit belum terlihat merapat ke partai manapun termasuk PDIP, partai terkuat di Jawa Tengah.

Ditanya terkait pencalonannya, Gubernur enggan berkomentar. Bibit hanya mengatakan urusannya tersebut adalah rahasia Tuhan. "Tanya saja Gusti Allah," ujarnya usai membuka pameran di PRPP, Kamis (6/9).

Sebagai incumbent, Bibit dapat diusung partai tertentu atau justru maju secara independent. Dengan pamornya yang positif di warga pedesaan, banyak partai yang menyebut namanya sebagai pertimbangan wakil parpol.

Lewat PDIP? Bibit menerangkan tidak akan maju melalui partai berlambang banteng tersebut. Hingga hari terakhir pendaftaran cagub PDIP kemarin (5/9), Bibit tak muncul mengambil formulir. "Kalau (PDIP) mau tutup pendaftaran ya tutup saja, ga papa," ujarnya ringan.

Rupanya niatan Bibit berbalik arah. Padahal, sebelumnya Bibit mengatakan akan mendaftar lewat PDIP. Bahkan saat seorang yang mengaku wakilnya ditolak PDIP saat mengambil formulir, Bibit pun mengatakan akan datang sendiri ke kantor PDIP Jateng.

Sebelumnya memang terjadi hawa panas antara Bibit dan PDIP. Saat Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP awal Agustus lalu, Ketua PDIP Pusat, Puan Maharani menyindir Bibit tak mengayomi partai. Namun Bibit mengatakan, dia fokus mengayomi rakyat Jateng secara umum. "

Kalau mengayomi, PDIP kan mengaku partainya orang sandal jepit (miskin), saya kan mengayomi orang miskin orang sandal jepit," ujarnya (5/8) lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement