Jumat 07 Sep 2012 11:21 WIB

'Kapolda Papua Baru Miliki PR Mendesak'

  Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).
Foto: Antara/Spedy Paereng
Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA--Ketua Aliansi Demokrasi Untuk Papua (ALDP), Latifah Anum Siregar, mengatakan Kapolda Papua yang baru, Irjen Pol Tito Karnavian mempunyai "pekerjaan rumah (PR)" yang mendesak dan harus segera diselesaikan.

"Ada tiga hal yang harus di lakukan oleh Kapolda Papua yang baru, yakni menyelesaikan kekerasan yang terjadi belakangan ini, klarifikasi terkait adanya informasi penempatan Densus 88 di Papua dan mengevaluasi kinerj jajaranya," katanya di Jayapura, Papua, Jumat (7/9).

Menurut dia, dengan latar belakang Irjen Pol Tito Karnavian yang dikatakan "mentereng" prestasi diharapkan bisa bekerja maksimal, apa lagi dia merupakan satu-satunya jenderal bintang dua yang memimpin suatu wilayah dengan usia yang tergolong muda.

"Berkaca di tahun-tahun sebelumnya, biasanya yang menjadi Kapolda Papua adalah perwira yang tidak lama lagi masuk masa pensiun. Sehingga berbagai masalah di Papua tidak selesai dengan baik," katanya.

Latifah Anum Siregar menekankan tiga hal tadi perlu mendapat perhatian dari Kapolda Papua yang baru untuk mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat Papua kepada korps baju coklat itu.

Diantaranya kasus kekerasan yang terjadi selama ini di Papua, mengingat sejumlah Kapolda terdahulu belum tuntas menyelesaikan berbagai kasus kekerasan.

Dan pihaknya mencatat, ada sekitar 20-an kasus besar yang terjadi selama 2012 dan jika dipersempit lagi, sejak Juni - Agustus ini saja ada berbagai kasus yang perlu penangan yang lebih cepat dan serius dari institusi kepolisian yang ada di Papua.

"Jika saja Kapolda yang baru bisa menyelesaikan separuh dari masalah yang ada, itu sudah merupakan suatu prestasi. Karena kapolda yang lama meninggalkan sejumlah pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai sampai hari ini dengan banyaknya kasus," katanya.

Keberadaan Densus 88 juga disoroti dari berbagai kalangan dan aktivis di Papua. "Dia harus membuktikan dan mengklarifikasi sejumlah hal terkait keberadaan densus 88 di Papua. Apalgi latar belakangnya seorang mantan pemimpin institusi paling elit di kepolisian (Kadensus 88)." ujarnya.

Dan yang terakhir, salah satu deputi Badan Nasional Penanggulangan Teroris itu juga harus memperbaiki kinerja dan profesionalisme jajaran kepolisian daerah Papua. Misalnya untuk penanganan kasus, penyelidikan, penangkapan, patroli seperti operasi-operasi khsusus itu juga harus dilakukan jauh lebih profesional.

"Karena yang ada selama ini, sangat jarang ada warga yang secara sukarela mau dijadikan saksi dalam suatu perkara, ini saja menunjukan bahwa masih ada yang perlu dibenahi," katanya.

Seperti diwartakan oleh sejumlah media, Irjen Pol Tito Karnavian mendapatkan kepercayaan menjabat sebagai Kapolda Papua menggantikan pejabat lama, Irjen Pol BL Tobing yang dimutasi ke Mabes Polri.

Irjen Pol Tito Karnavian, memiliki jejak rekam dianggap cukup mumpuni, diantaranya pernah menjabat sebagai kepala Detasmen Khusus 88 Polri dan salah satu deputi di Badan Nasional Penanggulangan Teroris. Alumnus Akpol 1987 itu diharapkan bisa menyelesaikan sejumlah persoalan yang kerap melanda provinsi paling timur Indonesia itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement