Sabtu 08 Sep 2012 22:37 WIB

KH Hisyam, Pelopor Pendidikan Modern Muhammadiyah (3-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

Bantuan keuangan

Dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah, Kiai Hisyam tak segan untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda.

Salah satunya dengan bersedia menerima bantuan keuangan dari pemerintah kolonial, walaupun jumlahnya sangat sedikit dan tidak seimbang dengan bantuan serupa yang diberikan kepada lembaga-lembaga pendidikan Kristen saat itu.

Kebijakan itu menyebabkan Kiai Hisyam dan Muhammadiyah mendapatkan kritikan keras dari Taman Siswa dan Syarekat Islam yang saat itu tengah gencar melancarkan politik nonkooperatif terhadap penjajah Belanda. Namun, bukan tanpa alasan sang kiai menerima dana subsidi itu.

Kiai Hisyam berpendirian bahwa subsidi pemerintah saat itu merupakan hasil pajak yang diperas oleh pemerintah kolonial dari masyarakat Indonesia, terutama umat Islam. Sebuah pemikiran yang amat cerdas dan barangkali tak terpikirkan pemimpin organisasi yang lain.

Ia beralasan, dengan subsidi tersebut Muhammadiyah bisa memanfaatkannya untuk membangun pendidikan rakyat. Terlebih, Muhammadiyah bertekad untuk mendidik dan mencerdaskan bangsa ini. Menurutnya, menerima subsidi tersebut lebih baik daripada menolaknya.

Menolak subsidi, kata Kiai Hisyam, sama artinya memperkuat sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah kolonial. Sebab, jika subsidi tersebut ditolak, akan dialihkan kepada sekolah-sekolah Nasrani. Kondisi itu, menurut dia, hanya akan semakin memperkuat posisi kolonialisme Belanda di Indonesia.

Berkat jasa-jasanya dalam memajukan pendidikan untuk masyarakat pribumi pada zaman itu, Kiai Hisyam sempat mendapatkan penghargaan dari pemerintah kolonial Belanda berupa bintang tanda jasa, yaitu Ridder Orde van Oranje Nassau. Ia dinilai telah berjasa kepada masyarakat dengan mendirikan berbagai macam sekolah Muhammadiyah di berbagai tempat di Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement