Ahad 09 Sep 2012 10:57 WIB

Yayasan Yatim Piatu, Tempat Ledakan Diduga Hanya Kamuflase

Rep: Andi Ikhbal / Red: Djibril Muhammad
Salah seorang korban cedera dalam ledakan yang terjadi di Jl.Nusantara Raya, Beji, Depok, Sabtu (8/9) malam.
Foto: Republika/Rusdi Nurdiansyah
Salah seorang korban cedera dalam ledakan yang terjadi di Jl.Nusantara Raya, Beji, Depok, Sabtu (8/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJI - Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Beji Depok, Jawa Barat, tempat di mana terjadinya peledakan bom diduga hanya kamuflase semata. Pihak warga sama sekali tidak mengetahui akan keberadaan yayasan tersebut sebagai tempat pembinaan anak-anak yatim piatu.

Marsih (56), warga Jalan Kecipir, Beiji mengatakan, tidak pernah mengetahui soal adanya yayasan tersebut. Karena, menurutnya, lokasi tersebut sama sekali tidak pernah menampilkan aktifitas belajar anak-anak. "Tiba-tiba ada spanduk yang bertuliskan yayasan yatim piatu di bangunan itu," kata Marsih pada Republika, Ahad (9/9).

Marsih juga menyatakan, beberapa warga yang curiga mungkin telah melaporkan keberadaan yayasan ilegal tersebut kepada pihak RT dan RW setempat beberapa waktu lalu. Namun sebelum ada tindakan, rumah tersebut sudah meledak.

Marsih menyetakan, ledakan itu menimbulkan getaran dan dentuman yang keras. Akibat ledaakan tersebut, seluruh warga di sekitar jalan Nusantra, berhamburan mencari sumber ledakan. "Suaranya seperti ledakan tabung gas, bahkan lebih kencang," katanya.

Meledaknya yayasan yatim piatu pondok biadara di jalan Nusantra, Depok, pada Sabtu (8/9) pukul 20.25 kemarin menewaskan satu orang dan melukai tiga warga lainya. Sampai saat ini, pihak Kepolisian masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Pihak Kepolisian belum dapat memastikan bila ledakan tersebut ada kaitannya dengan kelompok teroris Solo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement