Ahad 09 Sep 2012 11:24 WIB

IPW Nilai Teror Bom di Depok Lebih Berbahaya

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Presidium IPW Neta S Pane
Ketua Presidium IPW Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sebuah ledakan berasal dari bom meledak di Jalan Nusantara raya, Beji, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (8/9) malam. Pemilik bom tersebut yang diduga Torik kini mengalami luka-luka dan saat ini berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Torik merupakan pelaku yang sama pada kasus ledakan bom di perkampungan padat penduduk di Tambora, Jakarta Barat pada 5 September 2012 lalu. Indonesia Police Watch (IPW), menilai jaringan teroris kelompok Torik sangat berbahaya dan harus diwaspadai.

"Kasus teror bom di Depok ini sepertinya lebih berbahaya dari penyergapan-penyergapan sebelumnya," kata ketua Presidium IPW, Neta S Pane kepada Republika, Ahad (9/9).

Neta menambahkan dengan adanya ledakan bom di Depok, menunjukkan lagi-lagi polisi dan intelijen kecolongan dan berhasil dikecohkan. Padahal Kepala Polres Depok sempat menyatakan akan bersiaga penuh terhadap aksi-aksi terorisme di daerahnya.

Wilayah Depok memang kerap kali ditemukan para pelaku terorisme yang bercokol di daerah tersebut karena letaknya yang dekat dengan Jakarta. Selanjutnya, ia mengimbau kepada polisi dan intelijen untuk mewaspadai kelompok jaringan teroris ini.

Apalagi ada beberapa orang dari kelompok ini yang tidak tertangkap dan berhasil melarikan diri dengan sebuah mobil. Bukan tidak mungkin, orang-orang yang lolos ini akan kembali melakukan aksi terorisme yang lebih berbahaya.

"Orang-orang yang lolos ini akan kembali berulah mengingat begitu banyak barang berbahaya yang ditemukan di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Polisi dan intelijen harus bekerja keras untuk memburu dan menangkap mereka," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement