REPUBLIKA.CO.ID, Gelombang kecaman terhadap "Innocence of Muslims," film yang dianggap telah menistakan Nabi Muhammad SAW semakin deras mengalir. Salah satunya datang dari Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang ikut mengutuk film tersebut dan menganggap pembuatnya telah melakukan 'tindakan iblis'.
Menurut Hamid, penghinaan terhadap Islam tidak diperbolehkan meski mengacu pada kebebasan demokrasi, demikian seperti dilaporkan Reuters, Rabu (12/9).
"Tindakan ofensif ini telah memicu permusahan antar-umat beragama dan menodai kedamaian sesama manusia," ungkapnya dalam sebuah pernyataan.
Film berjudul "Innocence of Muslims" yang trailernya disebar melalui YouTube telah memicu protes keras di kawasan Afrika Utara. Di Libya, protes berujung bentrok di Kedubes AS bahkan menyebabkan jatuhnya korban tewas.
Pemerintah Afghanistan mendesak agar YouTube menghapus film garapan sutradara Yahudi Israel tersebut. Sebagai antisipasi, situs YouTube pun sudah dilumpuhkan sejak Rabu demi mencegah warga Afghanistan menontonnya.
"Kami telah diperintahkan untuk menutup YouTube dari publik Afghan sampai video tersebut dihapus," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Teknologi di Kementerian Komunikasi Afghanistan kepada Reuters.
Reaksi Vatikan
Protes keras terkait film tersebut tidak datang dari kalangan Muslim saja. Vatikan pada Rabu (12/9), juga mengutuk pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang dianggap menghasut dan memicu kemarahan umat Muslim
"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam pernyataannya.
Michael Melchior, seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel juga mengutuk film tersebut. "Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pembela dialog antar-agama itu, Rabu (12/9).