Sabtu 15 Sep 2012 12:49 WIB

Dikotomi Partai Islam & Non-Islam tak Perlu?

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai dikotomi Partai Islam dan non-Islam tidak diperlukan lagi.  Partai ini mengusulkan, lebih baik istilah itu diganti dengan partai menengah. 

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Mustafa Kamal, merasa heran dengan dikotomi partai Islam dan non Islam atau nasionalis yang dimunculkan sejumlah lembaga survei belakangan ini. “Elektabilitas partai-partai Islam disebut turun atau jatuh. Seolah-olah elektabilitas PKS turun karena kami partai Islam," ujar Mustafa di Jakarta, Sabtu (15/9).

Dia menyatakan sebenarnya bukan hanya PKS yang elektabilitasnya menurun. Demokrat dan PDIP juga turun. "Hanura turun, Golkar pun sempat turun meski naik lagi,” jelasnya.

Pihaknya menilai dikotomi seperti itu merupakan gaya Orde Baru. Pelabeial itu berpotensi menggambarkan  seakan-akan partai berbasis agama tidak laku. Sedangkan partai nasionalis laku. "Padahal, sekarang pun partai nasionalis jualan agama,” ujarnya.

Beberapa lembaga survei seperti Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan tingkat elektabilitas partai-partai politik berbasis massa Islam seperti PKS, PAN, PPP, dan PKB cenderung turun. Survei itu digelar tanggal 10-20 Juni 2012 di 33 provinsi seluruh Indonesia, mencakup 1,230 responden, dengan margin of error 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement