REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS-–Pemimpin komunitas Muslim Minnesota, Amerika Serikat, dalam pernyataan bersama mengutuk baik pembunuhan Duta Besar AS untuk Libya sekaligus serangan terhadap individu dan fasilitas diplomati di Timur Tengah.
"Kami mengecam keras pembunuhan para diplomat Amerika di Libya," ujar Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam-Amerika, (CAIR), Minnesota, Lori Saroya. "Kami pun menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga dan berdiri bersama mereka sebagai solidaritas dalam masa sulit ini." kata Lori, dalam keterangan pers yang diterima oleh Republika Online, Sabtu (15/9).
Para pemuka Muslim Minnesota menekankan, kekerasan tidak sejalan dengan Islam dan tidak mewakili umat Muslim "Alquran jelas mengajarkan bahwa ketika engkau membunuh orang yang tak bersalah, maka itu sama berdosanya dengan membunuh semua kemanusiaan," ujar Wakil Presiden Pusat Komunitas Islam Northwest, Tamim Saidi.
"Islam adalah agama yang menyerukan ketenangan dan kematangan spiritual, emosional dan religius," kata pemuka Muslim lain, Masjid An Nur Imam Makram El Amin, masih menurut rilis pers. "Membalas balik dengan kekerasan terhadap mereka yang tak setuju dan menghina kita, apa pun itu, sungguh tidak bisa diterima." ujarnya.
Para pemimpin Muslim Minnesota menegaskan, tuduhan miring dan selip terhadap Nabi Muhammad sekalipun tidak bisa dijadikan pembenaran aksi kekerasan apa pun. "Keseluruhan hidup Nabi Muhammad telah didokumentasikan rinci hingga dalam detil menit," ujar Redaktur di EngageMN, Fedwa Wazwas. "Jadi, tidak ada film atau satu orang pun yang bisa mengubah itu. Perbuatan dan perilaku nabi menjelaskan siapa dirinya."
Alasan itu, Direktur Islamic Resource Group Outreach and Interfaith, Zafar Siddiqui, juga dalam ketarangan tersebut, mendesak semua warga AS untuk terlibat aktif melawan kefanatikan dan kekerasan, baik di keluarga, komunitas, rumah ibadah, tanpa terbatas agama.
"Kita semua bisa berhenti sejenak, bercermin di dalam diri ketika mendengar sesuatu yang menggangu kita, membuat kita marah, membuat kita takut. Ketakutan dan kemarahan mengkhianati nilai dan prinsip utama kita, bukan hanya nilai kita sebagai Muslim, Kristen, Yahudi, Atheis, tetapi juga sebagai warga Amerika.