Ahad 16 Sep 2012 11:30 WIB

Bercanda Ala Rasulullah (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Heri Ruslan
Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dia pergi dengan menunggang keledai yang pelana sudah tua (dan di atas kepalanya ada tali yang terbuat dari sabut). Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang lelaki, seraya dia berkata, “Jalan kosongkan, karena raja telah datang."

Dan pada kesempatan lain dia mendatangi anak-anak yang sedang bermain (pada malam hari) berupa permainan yang biasa dimainkan oleh orang-orang Arab perkampungan. Tetapi anak-anak tidak mengetahui kedatangannya sehingga dia berada di hadapan anak-anak, dan dia menginjakkan kakinya dengan keras sehingga anak-anak merasa ketakutan dan mereka melarikan diri.

Candaan tersebut di bawah ini masih berada dalam batas toleransi, dan melahirkan penafsiran yang masih dibolehkan. Shuhaib bin Sinan telah bercanda ketika Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apakah kamu akan memakan kurma padahal pada dirimu itu ada kotoran mata? dia menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengunyahnya dengan sisi yang lainnya.”

Shuhaib memandang boleh menjawab Rasulullah SAW dengan jawaban yang mengandung candaan, karena berita yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pun mengandung canda, sehingga dia menjawabnya dengan jawaban yang juga mengandung canda, dengan pertimbangan mendekatkan tujuannya, dan mengakrabkan hatinya. Karena jika tidak, maka seseorang tidak boleh menjadikan jawaban yang ditujukan kepada Rasulullah SAW itu sebagai candaan. Karena bercanda itu termasuk mempermainkan.

Dan orang yang menjadikan jawaban Rasulullah SAW yang sangat jelas yang bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta 'ala yang memuat hukum-hukum-Nya yang mengandung perintah kepada makhluk-Nya sebagai permainan dan gurauan, maka dia telah berdosa kepada Allah dan Rasul-Nya- Sedangkan Shuhaib termasuk orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga sangat jauh sekali seandainya dia mempunyai tujuan seperti itu.

Rasulullah SAW telah bersabda, “Aku orang Arab yang pertama. Shuhaib orang Romawi pertama, Salman orang Persi yang pertama, dan Bilal orang Habsyi pertama.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement