Rabu 08 Jan 2025 16:28 WIB

Tiga Tingkatan Ikhlas

Ikhlas adalah amal ibadah yang dilakukan oleh hati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Berbuat ikhlas agar umat Islam tidak menjadi umat penyembah berhala. (ilustrasi)
Foto: www.moslemsubang.wordpress.com
Berbuat ikhlas agar umat Islam tidak menjadi umat penyembah berhala. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikhlas adalah amal ibadah yang dilakukan oleh hati, nilai ibadah yang dilakukan oleh raga sangat bergantung pada nilai ikhlas yang ada dalam hati seorang mukmin. Berkaitan dengan ikhlas, Syekh Nawawi Al-Bantani membaginya menjadi tiga tingkatan.

Dalam kitab Nurudh Dholam, Syekh Nawawi Al-Bantani menyampaikan, tingkatan pertama, ikhlas karena Allah. Ikhlas karena Allah menempati posisi pertama dan utama. 

Baca Juga

Ikhlas dalam kelompok ini adalah seorang mukmin ketika beribadah kepada Allah dan melakukan amal saleh, sama sekali tidak mengharapkan apapun kecuali ridho Allah, tidak juga mengharapkan pahala surga atau untuk menghindari siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti ini berada pada tingkatan tertinggi.

Tingkat kedua, ikhlash karena akhirat. Tingkatan ikhlas kedua adalah beribadah dan beramal saleh karena mengharapkan pahala, mendapatkan surga, dan takut pada siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tingkatan ikhlas ini berada pada tingkatan menengah.

Ketiga, ikhlas karena dunia. Tingkatan ikhlas terakhir adalah beribadah karena mengharapkan balasan di dunia, misalnya seseorang melakukan ibadah membaca Surat Al-Waqi'ah dengan harapan bisa mendapat kekayaan, mengeluarkan sedekah berharap mendapat rezeki yang berlipat ganda, dan seterusnya.

Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti itu adalah ikhlas yang berada pada tingkatan paling rendah. Dilansir dari laman resmi Kemenag.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اَتُحَاۤجُّوْنَنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۚ وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ ۙ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah kamu (Yahudi dan Nasrani) hendak berdebat dengan kami tentang Allah? Padahal, Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. Hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri. (QS Al-Baqarah Ayat 139)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa hanya kepada Allah seorang hamba dengan tulus mengabdikan diri tanpa mempersekutukan-Nya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement