REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Mengantisipasilebih banyak kekerasan terhadap kepentingannya di Arab dan dunia muslim, Amerika Serikat (AS) menarik seluruh staf kedutaannya di Sudan dan Tunisia. Penarikan itu dilakukan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS setelah Alqaidah menyerukan serangan lebih lanjut yang menargetkan negara Obama itu.
"Deplu telah memerintahkan keberangkatan semua anggota keluarga dan non-darurat personel dari kedua posting, dan mengeluarkan peringatan perjalanan sejajar dengan warganegara Amerika," kata juru bicara Deplu Victoria Nuland.
Di Tunisia, peringatan yang dikeluarkan pemerintah menunjukkan terbukanya bandara internasional di Tunis, serta mendorong semua warga AS untuk meninggalkan negara tersebut dengan penerbangan komersil. Peringatan itu juga meminta warga AS yang memilih menetap di negara tersebut agar berhati-hati dan menghindari demonstrasi.
Di Sudan, peringatan menyebutkan bahwa sementara pemerintah Sudan mengambil langkah-langkah pembatasan terorisme, beberapa pihak tetap mengancam akan menyerang kepentingan Barat. Beberapa jam sebelum penarikan perwakilan AS di negaranya, Menteri Luar Negeri Sudan Ali Karti dengan tegas menolak permintaan AS untuk mengirim pasukan khusus untuk melindungi kedutaan Khartoum.