REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Libya Mohammed Magarief pada Ahad (16/9) mengatakan kalau pihak keamanan setempat telah menangkap sekitar 50 orang terkait dengan serangan mematikan terhadap konsulat AS di Benghazi pekan lalu.
Kepala negara Libya itu menuding serangan tersebut direncanakan oleh orang-orang asing yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.
Serangan di Benghazi pada Selasa kemarin itu dilakukan saat berlangsungnya protes menentang film yang dibuat di AS yang menghina Nabi Muhammad. Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga warga lain Amerika tewas dalam serangan tersebut.
Magarief, kepada CBS News, mengatakan beberapa dari para tersangka itu, termasuk mereka yang merencanakan serangan tersebut, berasal dari luar Libya dan ia menyebutkan Mali dan Aljazair.
Beberapa tersangka, kata dia, memiliki hubungan dengan Alqaidah dan menyebut penyerang-penyerang lain bersekutu dengan kelompok itu atau simpatisan mereka.
"Secara pasti serangan itu direncanakan oleh orang-orang asing, yang memasuki Libya beberapa bulan lalu dan mereka merencanakan aksi-aksi kriminal sejak kedatangan mereka," kata Magarief dalam wawancara pada program "Face the Nation" CBS.
Ia mengatakan, situasi keamanan di Libya masih tetap "sulit" bagi warga AS, juga bagi orang-orang Libya.