REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Film 'Innocence of Muslims' melukai umat Islam di seluruh dunia. Film buatan sutradara berdarah Mesir yang tinggal di Amerika Serikat, Sam Bacile itu dinilai sebagai agenda setting untuk memprovokasi umat Islam dan umat agama lain.
Pernyataan itu disampaikan Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah. Ia juga menyalahkan AS terkait penyebaran film tersebut.
"Muslim dan Kristen harus berhati-hati untuk tidak jatuh ke dalam konflik. Mereka yang bertanggung jawab untuk film ini, dimulai dengan Amerika Serikat, harus bertanggung jawab," tegasnya seperti disitat AP.
Selain itu, Nasrallah menyerukan agar lembaga-lembaga internasional mengadopsi larangan penghinaan terhadap agama. "Kongres AS memberlakukan hukum terhadap antisemitisme, tetapi tidak mampu melakukan hal yang sama untuk bagi agama lain?" sindir Nasrallah.
Karenanya, ia meminta kepada umat Muslim di Negeri Paman Sam mampu memainkan perannya menekan pemerintah untuk membela kepentingan Islam. "Pada malam pemilihan Presiden AS, komunitas muslim di Amerika harus memberikan tekanan pada calon untuk menerapkan hukum semacam itu," tegas Nasrallah yang juga menyerukan pertemuan darurat oleh Liga Arab tentang film tersebut.
Peluncuran film 'Innocence of Muslims' memicu demonstrasi di Timur Tengah, Eropa, hingga Asia. Sebagian besar aksi demo tersebut berujung dengan bentrokan. Akibatnya, beberapa orang dilaporkan tewas termasuk Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens.