REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan akan mengusulkan perlunya protokol internasional antipenistaan agama. Hal itu guna mencegah konflik dan menjaga perdamaian dunia dalam sidang majelis umum PBB di Amerika Serikat.
Presiden menyatakan usulan tersebut bakal dilontarkannya dalam sidang pembukaan majelis umum PBB di New York. Di majelis umum PBB itu, ia akan menjadi pembicara dalam sesi debat umum sidang tersebut.
Presiden mengatakan protokol internasional antipenistaan agama dibutuhkan guna mengantisipasi perkembangan negatif belakangan ini akibat munculnya aksi-aksi penistaan agama. Menurutnya, penistaan agama tersebut mendorong reaksi balik yang dapat mengakibatkan konflik dan ketegangan antar pemeluk agama bahkan antar peradaban.
"Indonesia memiliki kewajiban secara moral untuk menyampaikan pandangan-pandangan ajakan, bahkan barangkali juga ikut memikirkan sebuah protokol internasional bagaimana kita bisa mencegah atau menolak aksi atau inisiatif yang bisa dikategorikan sebagai penistaan agama, dari satu agama ke agama apapun," kata Presiden dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (22/9), sesaat sebelum bertolak ke New York, Amerika Serikat.