REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Sekitar 400 warga Iran 'menyerbu' Kedubes Prancis di Teheran, Iran, Ahad (23/9). Tujuan dari warga Iran itu adalah berunjuk rasa terkait film anti-Islam, 'Innocence of Muslims' dan karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan majalah Prancis 'Charlie Hebdo.'
Seorang saksi mata mengungkapkan, para pengunjuk rasa meneriakkan 'Matilah Amerika', 'Matilah Israel', 'Matilah Inggris', dan 'Matilah Prancis.' Aksi unjuk rasa tersebut dikawal ketat pihak kepolisian setempat.
Seperti dilaporkan News.com.au, unjuk rasa berlangsung aman tanpa ada kekerasan. Saksi mata menambahkan, seorang polisi melepaskan tembakan ke udara para pengunjuk rasa melemparkan telur ke Kedubes Prancis. Unjuk rasa berlangsung selama 90 menit.
Sebelum aksi unjuk rasa berlangsung, pihak keamanan Kedubes meminta para staf mengosongkan Kedubes dan menutup Sekolah Prancis di Teheran.
Prancis adalah satu-satunya negara Barat yang masih menempatkan Kedubesnya di Teheran, Iran. Pada tahun lalu Kedubes Inggris menutup Kedubesnya. Sementara Kanada juga menutup Kedubesnya pada tahun ini, karena takut keamanan diplomatnya terancam.
Sedangkan Kedubes AS tidak menempatkan perwakilannya di Iran sejak 1979-1981 pasca drama peneyanderaan diplomatnya oleh mahasiswa Iran.
Aksi unjuk rasa juga terjadi pada Kamis (20/9) kemarin. Di mana sekitar 200 warga Iran mendatangi Kedubes Prancis terkait publika karikatur Nabi Muhammad yang dilakukan majalah 'Charlie Hebdo.'