REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Minimnya fasilitas peribadatan tidak menghalangi geliat syiar Islam di Hong Kong. Yang terpenting, bagi komunitas Muslim di Hong Kong, mereka mendapat kebebasan menjalani kebebasan beribadah.
"Saya sangat senang dapat dengan bebas menjalankan perintah agama saya," kata Ali Diallo, pengusaha dan presiden dari Komunitas Afrika Hong Kong (ACH) seperti dikutip onislam.net, Senin (24/9). Menurutnya, sejak menetap di Hong Kong, ia belum pernah mendapat kabar Muslim mengalami diskriminasi.
Diallo memutuskan pindah ke Hong Kong selepas menyelesaikan studi ekonomi di Inggris. Selanjutnya, ia ditunjuk menjadi presiden organisasi tersebut.
"Saya memilih Hong Kong, karena saya tidak pernah mengalami diskriminasi atau tekanan karena identitas saya sebagai seorang Muslim," kata dia.
Pendapat senada juga dirasakan Kashif Akhtar, imigran asal Pakistan. Ia mengaku tidak pernah menghadapi serangan diskriminasi atau islamofobia di Hong Kong. "Saya beruntung tidak mengalami hal buruk tersebut," kata dia.
Kini, Akhtar yang sudah menetap di Hong Kong selama 15 tahun tersebut telah menjadi pengusaha restoran yang sukses. "Perbedaan tidak membuat anda menjadi sasaran. Saya tidak punya masalah di sini," kata dia.