Kamis 04 Oct 2012 18:10 WIB

BPHI Makkah Rawat 25 Jamaah Haji

Rep: Heri Ruslan dari Makkah/ Red: Heri Ruslan
Petugas kesehatan Balai Pengobatan Haji Indindonesia Makkah sedang merawat jamaah haji Indonesia yang dirawat di ICU.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Petugas kesehatan Balai Pengobatan Haji Indindonesia Makkah sedang merawat jamaah haji Indonesia yang dirawat di ICU.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Balai  Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) daerah kerja Makkah merawat sebanyak 25 jamaah calon haji.  Dua di antaranya mendapat perawatan di ICU.

‘’Selain itu, ada tiga jamaah haji yang dirawat di rumah sakit di Kota Makkah,’’ ujar  Kepala BPHI Makkah, dr Agus Widiyatmoko, SpPD kepada  wartawan, Kamis (4/10). 

Menurut  dia, sebagian  pasien yang dirawat di BPHI Makkah merupakan jamaah yang dievakuasi dari Madinah dan Jeddah.  Tim dokter di BPHI Makkah, kata dia, akan berupaya menstabilkan kondisi kesehatan pasien agar mereka dapat menjalankan ibadah umrah. 

‘’Kami telah meminta kepada petugas haji di Jeddah dan Madinah untuk meniat-ihramkan jamaah yang sakit,’’  ungkap Agus.  Kecuali, kata dia, jamaah yang kondisi kesehatannya tak memungkinkan.

Pihaknya akan bekerja sama dengan pendamping jamaah uzur untuk membantu umrah para pasien.  ‘’Secara medias mereka baik, dan secara ibadah tak tertinggal,’’ tutur Agus.

Selain itu, kata dia,  pasien yang dievakuasi dari Madinah dan Jeddah akan segera dikembalikan ke kloternya melalui sektor, jika kondisinya sudah stabil.

Jamaah haji Indonesia yang dirawat di BPHI Makkah sebagia besar mengalami gangguan cardiovaskuler, hipertensi, jantung, dan diabetes.

Sedangkan, tiga jamaah lainnya yang dirawat di RS Zahir Kota Makkah mengalami gagal ginjal, gangguan paru-paru akut, dan stroke. ''Alhamdulilah kondisi mereka tersu stabil.'' 

Jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi tak akan dipungut biaya. ''Selama dirawat di RS Pemerintah,'' ucap Agus.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement