Jumat 05 Oct 2012 11:54 WIB

Misi Haji Indonesia Apresiasi Brosur Kesehatan Jamaah

Rep: Endah Hapsari/ Red: Dewi Mardiani
Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat  sedang berbincang dengan pimpinan RS Zahir, Makkah. Kantor Misi Haji Indonesia telah bekerja sama dengan enam RS di kota Makkah.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat sedang berbincang dengan pimpinan RS Zahir, Makkah. Kantor Misi Haji Indonesia telah bekerja sama dengan enam RS di kota Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi merilis satu juta brosur dalam lima bahasa berbeda yang memberikan pedoman kesehatan untuk para jamaah calon haji. Langkah ini disambut baik oleh Misi Haji Indonesia.

‘’Selama untuk kebaikan jamaah, kami menyambut baik langkah ini,’’ ujar Kepala Seksi Kesehatan Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah, Tjetjep Ali Akbar, saat dihubungi Jumat (5/10).

Menurut pihak Kementerian Kesehatan, seperti dilansir situs Arab News, brosur itu memberikan langkah-langkah antisipatif kesehatan yang dibuat dalam bahasa Arab, Inggris, Prancis, Urdu, dan Indonesia. Pihak kementerian menambahkan, brosur itu akan memberikan pedoman kesehatan pada jamaah selama berada di Makkah dan Madinah.

Selain itu, ada pula brosur yang berisi gambar tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan jamaah selama berada di Tanah Suci. Selain mewaspadai keracunan makanan, pihak kementerian mengungkapkan tahun ini mereka akan memonitor insiden penyebaran Coronavirus di antara para jamaah.

Pejabat terkait turut mewanti-wanti agar para jamaah terus waspada saat berada di dalam kerumunan massa. Penggunaan masker selama musim haji akan mencegah penyebaran penyakit pernapasan seperti batuk, pilek, pneumonia, dan radang tenggorokan. Menutupi wajah dengan handuk saat tidur dalam ruang padat juga membantu mencegah infeksi pernapasan.

Tak lupa jamaah juga diimbau agar memerhatikan kesehatan pribadi dan rajin mencuci tangan serta menutup mulut dan hidung ketika bersin sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi, Khalid Al-Mirghalani, mengatakan pihak kerajaan terus memonitor perkembangan penyakit infeksi. Hal ini sejalan dengan persyaratan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengontrol penyebaran penyakit infeksi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement