REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Modus penipuan di Tanah Suci yang mengintai Jamaah calon haji Indonesia kian beragam. Untuk itu, jamaah haji diminta untuk lebih waspada selama berada di kota Makkah.
Kepala Seksi Pengamanan Daker Makkah, Letkol Jaetul Muchlis, mengatakan, pihaknya menemukan dua modus penipuan baru pada musim haji ini.
''Modus yang pertama, ada orang yang memakai pakaian ihram datang ke pemondokan berpura-pura mengaku sebagai saudara dari jamaah haji,'' ujarnya, Jumat (5/10).
Pelaku penipuan itu, kata dia, mengincar jamaah yang baru tiba dari Madinah. Kasus itu terjadi di pemondokan Sektor XI. ''Namun, petugas pengamanan sektor berhasil menggagalkan aksi para penipu itu,'' kata Jaetul.
Setelah diperiksa petugas, ternyata pelaku tak memiliki keterkaitan saudara dengan jamaah yang diincarnya itu. Pelaku juga masih orang berkewarganegaraan Indonesia. Mereka ingin berbaur dengan jamaah dan memanfaatkan situasi untuk melakukan aksi kejahatan.
''Saya telah instruksikan kepada seluruh petugas pengamanan sektor untuk lebih waspada,'' ungkapnya. Seluruh petugas di sektor, kata dia, harus lebih meningkatkan kewaspadaan.
Modus yang kedua yang saat ini berkembang di Tanah Suci adalah melempar amplop di tengah jalan saat jamaah melintas. ''Ada laporan, ketika jamaah berjalan kaki menuju Masjidil Haram tiba-tiba ada yang melempar amplop ke arah jamaah.''
Modus ini juga perlu diwaspadai jamaah. Menurut Muchlis, tindakan melempar amplop berisi uang itu merupakan upaya untuk memancing jamaah. ''Alhamdulillah, tak ada jamaah kita yang terpancing untuk mengambil.'' Apalagi, kata dia, di Tanah Suci ini ada larangan mengambil atau memungut sesuatu yang bukan miliknya.
Hingga Jumat (5/10), sudah lima jamaah haji menjadi korban penipuan saat berada di Masjidil Haram. Kasus terbaru menimpa pasangan suami-istri dari kloter 4 embarkasi Padang.
Korban penipuan itu bernama Jawanus Boreh bin Boreh dan Ashari bin Samsuir. Akibat penipuan itu, Jawanus kehilangan uang tunai sebesar Rp 4 juta dan dokumen haji.
''Sedangkan, istrinya kehilangan uang sebesar 1.500 riyal dan dokumen haji,'' ujar Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah, Letkol Jaetul Muchlis Basyir.
Seksi Pengamanan Daker Makkah langsung menyebar petugas dari TNI dan Polri untuk menyamar di sekitar Masjidil Haram. ''Tahun lalu juga banyak pelaku yang tertangkap. Rata-rata pelakunya orang Indonesia dan modusnya juga sama.''