Sabtu 06 Oct 2012 03:42 WIB

Presiden Diminta Turun Tangan Tengahi KPK-Polri

Rep: muhamad hafil/ Red: Taufik Rachman
Gedung KPK
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri tengah 'berseteru'. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono harus turun tangan menyelesaikan masalah ini.

Menurut  anggota DPD RI dari Sumatera Selatan, Abdul Aziz menilai situasi antara dua penegak hukum yakni KPK dan Polri, butuh penyelesaian dari presiden.

"Presiden harus turun tangan. Hal seperti ini tidak sehat bagi bangsa ke depannya. Kita harus dukung gerakan pemberantasan korupsi sepenuhnya," kata Abdul Azis di kantor KPK, Sabtu (6/10) dini hari.

Kantor KPK, Jumat (5/10) malam ,  didatangi sejumlah polisi. Diduga ada penjemputan paksa terhadap beberapa penyidik polisi yang berkarir di KPK. Salah satunya adalah Novel yang juga kerabat dari tokoh pendidikan Anis Baswedan.

Upaya penangkapan itu ditenggarai berkaitan erat dengan penyidikan kasus korupsi alat simulator di Korps Lalu Lintas Polri. Sebab, Novel merupakan salah satu penyidik kasus yang melibatkan petinggi Kepolisian itu.

Upaya penangkapan ini dilakukan setelah KPK memeriksa tersangka Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement