REPUBLIKA.CO.ID, Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak sempurna takwa seseorang kecuali dengan mengikuti syariat Rasulullah SAW dan mengamalkannya sesuai dengan tuntutan-tuntutan syariat.
Wahai hamba Allah, sesungguhnya sebagian manusia kini semakin lemah dalam memegang amanat. Sehingga mereka berani melakukan penipuan yang nyata-nyata telah diharamkan Allah dan dilarang oleh Rasul-Nya.
Karenanya beliau menganggap berat masalah ini dengan mengkategorikan pelakunya sebagai pihak yang diasingkan dari kebenaran. Sesungguhnya, pekerjaan menipu banyak sekali dilakukan oleh para pengrajin dan pengusaha.
Wahai kaum Muslimin, Islam adalah agama yang sangat memerhatikan hak-hak individu dan masyarakat. Islam memegang erat prinsip pemberian hak kepada pemiliknya secara bulat dan sempurna, melarang penipuan antarsesama saudara Muslim.
Islam juga memerintahkan agar berterus terang menyatakan kebenaran dalam bermuamalah dengan segala etika dan kejujuran. Ketahuilah, bahwa menipu adalah perbuatan licik perangkap setan untuk menjerumuskan tnanusia.
Penipuan adalah mewariskan kedengkian, melahirkan dendam dan mengurangi keberkatan. Allah sangat murka terhadap perbuatan maksiat, dan memperlakukan sesama manusia dengan perbuatan yang melanggar hak-hak dan menipu mereka.
Penipuan dengan segala bentuknya adalah perbuatan yang diharamkan. Seseorang Mukmin yang sempurna keimanannya, mustahil melakukan perbuatan rendah dan hina, yartg hanya akan menjadikan seseorang lemah, susah, sedih dan kehilangan kepercayaan.
* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram