REPUBLIKA.CO.ID, Demikian pula jika mereka saudara jauh, sedang di antara mereka terjadi keretakan hubungan, maka sebagai manusia berakal wajib mempererat tali persaudaraan kepada saudaranya yang sedang dendam kepadanya dengan melupakan kebencian, memadamkan api dendam, berlaku baik dan menampakkan kasih sayang kepadanya.
Allah SWT berfirman, “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushshilat: 34).
Apalagi jika ia adalah saudara dekat anda. Telah diriwayatkan dalam sebuah hadis, bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW.
Ia berkata, “Sesungguhnya, saya mempunyai kerabat. Saya bersilaturahmi, tetapi mereka memutuskannya. Saya berbuat baik, tetapi mereka berbuat jelek kepada saya. Saya memaafkan mereka, tetapi mereka berlaku zalim kepada saya. Haruskah saya berlaku sepadan dengan mereka?”
Beliau menjawab, “Tidak! Jika demikian, berarti kalian telah memutuskan silaturahmi. Tetapi, bersikap mulialah, dan teruslah bersilaturahmi, karena sesungguhnya pertolongan Allah senantiasa bersama kalian, selagi kalian tetap memegang prinsip demikian.”
Karenanya, wahai kaum Muslimin, wajib atas kalian melakukan silaturahmi kepada saudara-saudaramu, semoga Allah menyayangi kalian. Dan cegahlah dorongan hawa nafsumu, demi ketaatanmu kepada Tuhanmu.
Bersabarlah kepada perbuatan menyakitkan yang datang dari mereka. Berbuat baiklah kepada orang yang berbuat jahat kepadamu dari kalangan mereka. Pergaulilah mereka dengan akhlak yang mulia, niscaya kalian beroleh kemenangan di dunia dan akhirat.
Hanya Allah tempat meminta. Semoga saya, anda dan segenap kaum Muslim dan Muslimat memperoleh taufik-Nya dalam upaya memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan, dan semoga Allah memberi rezeki kepada kami berupa anak- anak, pewaris sunah Nabi SAW yang mulia.
* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram