REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono menyatakan pesantren bukan tempat tumbuhnya proses radikalisasi.
Justru Agung menegaskan pesantren merupakan tempat lahirnya kader-kader bangsa yang moderat, menerima heterogenitas, kemajemukan, dan membangun toleransi. Pernyataan itu dilontarkan Agung menyusul tuduhan sejumlah pihak jika pesantren adalah penebar radikalisme.
Pada Sabtu (13/10), Agung mengunjungi dua pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten/Kota Sukabumi. Dalam kunjungannya tersebut Menko Kesra menekankan perlunya standarisasi pesantren.
Standarisasi pesantren, kata Agung, dapat dalam bentuk perbaikan-perbaikan di lingkungan pesantren. Sehingga nantinya pengembangan pendidikan di pesantren dapat lebih meningkat lagi.
"Bantuan bisa disalurkan ke pesantren, tapi kita juga minta untuk standarisasi," ujar Agung saat ditemui di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Masthuriyah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Selain ke Pesantren Al Masthuriyah, Agung juga mengunjungi Pesantren At Tafsiriyyah, Kecamatan Citamiang. Selama ini bantuan yang masuk ke pesantren seperti bantuan operasional sekolah (BOS) dan beasiswa untuk pelajar miskin.
Dalam kunjungan ini Menteri 63 tahun itu menyampaikan bantuan dari Kementerian Agama dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ke sejumlah pesantren.